Rabu, 02 Desember 2015

JENIS-JENIS PASAR & PENDAPATAN NASIONAL



Pengertian Pasar
Pasar adalah suatu tempat dimana terdapat penjual dan pembeli untuk melakukan suatu transaksi jual beli.
Jenis-Jenis Pasar :
·            Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan suatu pasar dimana terdapat banyak penjual dan pembeli yang kedua nya tidak berpengaruh terhadap keadaan dipasar. Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna:
1.      Perusahaan adalah pengambil harga (Price Taker)
Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi diantara keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli.
2.      Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk
Ketika perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan industri tersebut, langkah ini dapat dilakukan dengan mudah dan sebaliknya apabila ada produsen yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut, produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yang diinginkannya.
3.      Menghasilkan barang serupa
Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan. Ketika tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara barang yang dihasilkan suatu perusahaan lainnya barang seperti itu dinamakan dengan istilah barang identical atau homogenous.
4.      Terdapat banyak perusahaan di pasar
Penyebab perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk mengubah harga. meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing perusahaan adalah relative kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap perusahaan akan sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri tersebut,.
5.     Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar
Dimisalkan bahwa masing-masing pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan dipasar, yaitu mereka mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.

·            Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu jenis pasar yang hanya terdapat satu penjual atau satu perusahaan yang menguasai seluruh penawarannya. Pada pasar ini tidak ada pihak lain yang dapat menyainginya, sehingga menjadi pure monopoli atau monopoli murni. Perusahaan yang monopoli menghasilkan produk yang tidak diproduksi oleh perusahaan lain, tidak ada pengganti yang mirip. Contoh pasar monopoli adalah perusahaan negara,  perusahaan minyak bumi serta gas alam dan lainnya. Ciri-Ciri Pasar Monopoli:
1)      Dalam pasar monopoli hanya terdapat satu penjual. Barang atau jasa yang dihasilkan hanya dapat dibeli di pasar monopoli, tidak tersedia di tempat lain.
2)      Jenis barang yang diproduksi atau dijual tidak ada barang penggantinya. Barang yang dihasilkan merupakan satu-satunya dan jenis barang tersebut tidak dapat digantikan oleh barang lainnya.
3)       Adanya hambatan bagi perusahaan baru yang akan masuk ke dalam pasar monopoli. Hambatan ini merupakan faktor kuat mengapa pasar monopoli terbentuk. Hambatan dapat berupa legalistas yaitu dibatasi oleh undang-undang, hambatan teknologi yaitu teknologi yang digunakan sangat tinggi sehingga barang sulit ditiru,  atau hambatan modal yaitu perlunya modal besar dalam memproduksi barang yang sejenis.
4)       Pelaku pasar monopoli dapat menentukan harga barang sesuai keinginannya. Dengan  demikian, penjual ini tidak mempengaruhi harga dan output dari produk lain yang dijual atau ditawarkan dalam perekonomian.
5)      Sifat monopolinya menyebabkan perusahaan tidak memerlukan promosi atau iklan dalam memasarkan produknya. Tidak ada barang alternatif atau penggantinya menyebabkan pembeli terpaksa membeli hasil produksi dari perusahaan monopoli.
·            Pasar Monopolistis
Pasar Monopolistis adalah  bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri atau cirri khas yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah pasta gigi, meskipun fungsi semua pasta gigi sama yakni untuk membersihkan gigi, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lainnya.
Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Ciri-ciri pasar monopolistis:

1.      Terdapat Banyak Produsen atau Penjual
Pasar ini tidak memiliki produsen atau penjual sebanyak pasar persaingan sempurna dan tidak ada satu pun produsen yang mempunyai skala produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.
2.      Adanya Diferensiasi Produk
Apabila kita lihat secara fisik suatu product , akan tanpak jelas perbedaan tersebut. Seperti  kita dapat membedakan mana produk suatu perusahaan dengan product perusahaan yang lainnya. Akibat dari berbagai macam perbedaan ini , barang yang di produksi oleh perusahaan pasar monopolistis ini tidak bersifat barang pengganti sempurna .
3.      Produsen dapat Mempengaruhi Harga
Pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga meskipun tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.
4.      Produsen dapat  Keluar  Masuk  Pasar
Hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, saat  produsen hanya sedikit di pasar maka laba ekonomisnya cukup tinggi. Ketika produsen semakin banyak dan laba ekonomis semakin kecil, maka pasar menjadi tidak menarik dan produsen dapat meninggalkan pasar.
5.       Promosi Penjualan Harus Aktif
Dalam  pasar persaingan monopolistis harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan- perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis. Pada pasar ini memungkinkan suatu perusahaan menarik banyak pelanggan walaupun harga barang produksinya berharga tinggi.
·            Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang terdiri dari beberapa produsen atau penjual yang menguasai penawaran. Biasanya terdiri dari dua sampai 10 penjual. Penguasaan penawaran dalam pasar oligopoli dapat dilakukan secara independen atau sendiri-sendiri ataupun secara diam-diam bekerja sama.
Ciri khas pasar oligopoly adalah kebijakan penurunan harga barang oleh suatu perusahaan cenderung akan diikuti oleh perusahaan lannnya. Hal ini tidak terjadi ketika perusahaan lainnya menaikkan harga barannya.
Selain itu tiap-tiap perusahaan menetapkan kebijakan sendiri-sendiri, dan setiap kebijakan yang telah dikeluarkan dari suatu perusahaan akan segera direspon oleh perusahaan lainnya sebab setiap Perusahaan yang berkeyakinan bahwa kebijakan dari suatu perusahaan akan mempengaruhi penjualan dan keuntungan perusahaan lainnya.
Contoh pasar oligopoli antara lain pasar bagi perusahaan industri motor, industri baja, industri rokok, dan industri sabun mandi. 

Pengertian Pendapatan Nasional
Sederhananya pengertian pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan masyarakat suatu negara dalam periode tertentu (biasanya satu tahun).
Konsep Pendapatan Nasional
1.      Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP)
PDB adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor- faktor produksi milik warga negara, negara tersebut dan warga negara asing yang tinggal di negara tersebut dalam periode waktu tertentu (biasanya satu tahun). PDB merupakan penjumlahan nilai konsumsi (C), investasi (I), pembelian barang & jasa oleh pemerintah (G) dan ekspor neto atau nilai ekspor setelah dikurangi nilai impor (X-M). Pertumbuhan PDB dapat pengaruhi oleh :
1. Perubahan ketersediaan sumber daya
2.Peningkatan produktifitas
2.       Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)/ Gross Domestic Regional Product (GDRP)
PDRB adalah jumlah keseluruhan dari nilai bruto yang berhasil diciptakan oleh seluruh kegiatan ekonomi yang berada pada suatu wilayah selama periode tertentu. Misalnya PDRB DKI Jakarta, PDRB Jawa Barat, dan PDRB Aceh.

3.       Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross National Product (GNP)
PNB adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanya barang- barang dan jasa-jasa yang diproduksi atau dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang dihasilkan warga negara sendiri baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri selama suatu periode (biasanya satu tahun). Terdapat tiga hal penting dalam PNB yaitu:

·         Produksi Nasional Bruto hanya mencangkup barang-barang akhir (final good) dan atau nilai tambah (value added).
·         PNB hanya menghitung atau memasukkan nilai dari barang-barang yang merupakan hasil produksi pada tahun berjalan (dalam suatu periode dilakukannya perhitungan).
·         Barang dan jasa atau PNB yang dihasilkan tersebut dinilai menurut harga pasar yang berlaku.

4.      Produk Nasional Neto (PNN)/Net National Product (NNP)
PNN adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat selama satu periode (biasanya satu tahun) yang telah dikurangi penyusutan (depresiasi). Jumlah PNN sama dengan jumlah pendapatan rumah tangga konsumsi sebagai imbalan atas penyerahan faktor-faktor produksi.
Dengan demikian NNP dirumuskan sebagai berikut :



NNP = GNP- Penyusutan

*Jika ada subsidi atas barang/jasa yang dihasilkan maka rumus perhitungan NNP adalah sebagai berikut :



NNP = (GNP- Penyusutan) + Subsidi



* Penyusutan merupakan penurunan nilai harga barang/jasa.
*Subsidi merupakan bantuan dari suatu pihak (contoh: pemerintah) untuk membantu mengurangi beban atas pihak tertentu.
5.       Pendapatan Nasional Bersih (PNB)/Net Nasional Income (NNI)
PNB adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyrakat dalam suatu periode (biasanya satu tahun) setelah dikurangi pajak tidak langsung.
Dengan demikian PNB dirumuskan sebagai berikut :



PNB = PNN- Pajak Tidak Langsung



* Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak pada saat tertentu/terjadi suatu peristiwa. Pajak tidak langsung merupakan beban pajak yang dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Misalnya pajak pertambahan nilai (PPN), Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dan lain-lain.
6.      Pendapatan Perseorangan (PI)/Personal Income (PI)
Pendapatan Perseorangan adalah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar jatuh ke tangan masyarakat. Tidak semua PNB diterima oleh masyarakat, karena masih harus dikurangi dengan laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan sosial, pajak perseorangan dan ditambah dengan pembayaran pindahan (transfer payment).
Dengan demikian PI dirumuskan sebagai berikut :



PI = ( PNN +Transfer Payment) – (iuran Jaminan Sosial+iuran Asuransi+Laba Ditahan+Pajak Perseorangan)
Keterangan :
·         Transfer Payment adalah adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya.

7.      Pendapatan Disposible (Disposable Income/DI)
Pendapatan Disposible (DI) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Dengan demikian DI diperoleh dari :



DI = PI – Pajak langsung


* Pajak Langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak setelah muncul atau terbit Surat Pemberitahuan/SPT Pajak yang dikenakan berulang-ulang kali dalam jangka waktu tertentu. Contoh dari pajak langsung adalah pajak penghasilan (PPH), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penerangan jalan, pajak kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Metode perhitungan pendapatan nasional dibagi menjadi tiga metode, yaitu sebagai berikut :
1.       Metode Produksi
Menurut metode produksi (production approach), produk nasional atau Produk Domestik Bruto diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam perekonomian dalam periode tertentu.
Komponen-komponen pembentuk pendapatan nasional menurut metode produksi terdiri atas sebelas sektor, yaitu :
1.      Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
2.      Pertambangan dan penggalian
3.      Industri dan pengolahan
4.      Listrik, gas, dan air minum
5.      Bangunan
6.      Perdagangan, hotel, restoran
7.      Pengangkutan dan telekomunikasi
8.      Bank dan Lembaga keuangan lainnya
9.      Pemerintahan dan Pertahanan
10.  Jasa-jasa lainnya
2.      Metode Pengeluaran
Menurut metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah penjumlahan seluruh pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga ekonomi (RTP, RTK, RTG, dan Rumah Tangga Luar Negeri) di dalam suatu negara selama periode tertentu, biasanya satu tahun. Komponen-komponen pendapatan nasional menurut metode pengeluaran yaitu:
1.      Konsumsi (Consumption), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga konsumen, yang ditulis dalam rumus dengan lambang C.
2.      Investasi (Investment), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga produsen, yang ditulis dalam rumus dengan lambang I.
3.      Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga pemerintah, , yang ditulis dalam rumus dengan lambang G.
4.      Ekspor dan Impor (Export-Import), yaitu pengeluaran yang dilakukan rumah tangga Luar Negeri, yang ditulis dalam rumus dengan lambang X dan M.
Komponen pembentuk pendapatan nasional tersebut menurut pendekatan pengeluaran dapat dicerminkan dalam rumus sebagai berikut :
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen (RTK)
I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen (RTP)
G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga Pemerintah (RTG)
X = Ekspor
M = Impor
3.       Metode Pendapatan/Penerimaan
Menurut metode pendapatan, pendapatan nasional adalah hasil penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima para pemilik faktor produksi di dalam suatu negara selama periode tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan nasional menurut metode penerimaan merupakan penjumlahan dari sewa, upah, bunga modal, dan laba yang diterima masyarakat pemilik faktor produksi selama satu tahun dirumuskan sebagai:
Y = r + w + i + p
Dengan demikian, komponen-komponen pembentuk pendapatan nasional menurut metode pendapatan/penerimaan yaitu :
1.      Sewa (rent) yang diterima pemilik faktor produksi alam.
2.      Upah (wages) atau Gaji (Salary) yang diterima pemilik faktor produksi tenaga kerja
3.      Bunga modal (interest) yang diterima pemilik faktor produksi modal.
4.      Laba (profit) yang diterima pemilik faktor produksi kewirausahaan(entrepreneurship)
Masalah dan Keterbatasan Perhitungan PDB
1)      Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.
Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara.
2)      Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat.
3)      PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan:

·         Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
·         Jumlah dan struktur kesempatan kerja : Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.
·         Faktor-faktor nonekonomi : Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan.
4)      Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Ekonomi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar. Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan illegal.

  Sumber: