Minggu, 15 November 2015

TEORI PRODUSEN DAN FUNGSI PRODUKSI




1.    Produsen dan Fungsi produksi
Suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang digunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk disebut fungsi produksi. Secara matematis fungsi produksi dapat dinyatakan:

Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn)

Keterangan:
Y= tingkat produksi (output yang dihasilkan)
X1,X2,X3,Xn = faktor produksi (input) yang digunakan

 Fungsi ini masih bersifat umum, karena hanya bisa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang digunakan, tetapi belum bisa memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuk yang lebihspesifik,seperti:

a.Y      = a + bX                      (fungsi linier)
b.Y      = a + bX – cX2           (fungsi kuadratis)
c. Y      = aX1bX2cX3d         ( fungsi Cobb-Douglas)
Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedangkan  input-input yang lain tetap,  maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.

2.                Produksi Optimal

                        Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total  biaya         persediaan       atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Selain itu metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Pada metode EPQ menggunakan beberapa asumsi yaitu:
1.      .Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.      Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.      Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ):
             Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan menyesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Untuk itu biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
a)      Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
b)     Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
c)      Biaya yang timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan terdiri dari :
·         Biaya mesin-mesin menganggur,
·         Biaya persiapan tenaga kerja langsung,
·         Biaya scheduling,
·         Biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
1.      Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (seperti penerangan, pemanas atau pendingin)
2.      Biaya modal (opportunity cost of capital)
3.      Biaya keusangan
4.      Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
5.      Biaya asuransi persediaan
6.      Biaya pajak persediaan
7.      Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
8.      Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.

            Beberapa  jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan. Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.

3.    Least Cost Combination

Least Cost Combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. Isoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat output tertentu. Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusikan masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan.
4.    Macam – macam Ongkos
Ongkos adalah kurva yang menunjukkan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan saling berhubungan. Sedangkan yang dimaksud dengan ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang gunanya untuk memproduksi suatu output atau pengeluaran.
Macam-macam ongkos diantaranya :
1)      Total Fixed Cost (Ongkos Total Tetap)
Adalah jumlah ongkos yang tetap dan yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi. Contohnya adalah sewa, penyusutan  dan sebagainya.
2)       Total Variabel Cost (Ongkos Variabel Total)
Adalah jumlah ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkah yang dihasilkan. Contohnya adalah tenaga kerja, ongkos bahan mentah dan sebagainya.
3)      Total Cost (Ongkos Total)
Adalah penjumlahan antara ongkos total tetap dengan ongkos variabel. Dengan persamaan:
TC = TFC + TVC
4)      Average Fixed Cost (Ongkos Tetap Rata-rata)
Adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit output. Dengan persamaan:
AFN = TFC = Q = TINGKAT OUTPUT Q
5)      Average Fixed Cost (Ongkos Variabel Rata-rata)
Adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output. Dengan persamaan:
AVC = TVC Q
6)      Average Total Cost (Ongkos Total Rata-rata)
Adalah suatu ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output. Dengan persamaan:
ATC = TC Q
7)      Marginal Cost (Ongkos Marginal)
Yaitu tambahan atau berkurangnya suatu ongkos total karena bertambahnya ataupun berkurangnya suatu unit output. Dengan persamaan:
MC = TC = TVC Q Q
Ongkos Produksi dapat dibedakan menjadi :
1)      Ongkos Produksi Jangka Pendek
Didalam suatu ongkos produksi jangka pendek sebuah perusahaan sudah mempunyai peralatan-peralatan untuk produksi seperti halnya mesin, gedung dan tanah. Masalah yang perlu diperhatikan didalam ongkos jangka produksi pendek ini adalah bagaimana mengatasi masalah kebijakan bahan baku, tenaga kerja dll merupakan ongkos variabel. Jadi didalam ongkos produksi jangka pendek ini juga terdapat ongkos tetap dan ongkos variabel.
2)      Ongkos Produksi Jangka Panjang
Didalam ongkos produksi jangka panjang ini sebuah perusahaan dapat menambah semua faktor produksi, sehingga tidak ada yang namanya ongkos tetap didalam ongkos produksi jangka panjang. Semua pengeluaran didalam ongkos jangka panjang ini merupakan ongkos variabel.
5.    Kurva Ongkos
Kurva ongkos adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan.
Gambar 1. Kurva Ongkos Produksi Jangka Panjang
Gambar 2. Kurva Biaya Total
Gambar 3. Kurva Ongkos Variabel Rata-Rata
 
Gambar 4. Long Run Average Cost Curve
 
Gambar 5. Kemungkinan Kapasitas Produksi

6.               Penerimaan (Revenue)
Ongkos (cost) dan penerimaan (revenue) adalah dua hal yang difokuskan dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan. Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan, yaitu: TR = Q x P
·         Jenis-jenis Penerimaan
1.      Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan. Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli)  kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).
2.  Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.
3.  Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output.
Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa:
1.      positif
2.      sama dengan nol
3.      negatif

7.               Keuntungan maksimum
Keuntungan maksimum adalah keuntungan penuh dari output yang telah di produksi sebelumnya.
  1. Pendekatan Total
Laba Total (p) adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC). Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC. Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titik impas. Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut: 
  • Keuntungan maksimum dicari dengan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum.
  • Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC.
Hasil Penjualan Total yaitu seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barang yang diproduksikanyja dinamakan hasil penjualan. Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan. Ini menyebabkan kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik O.




Mencari Keuntungan Dengan Pendekatan Total
Kurva TC berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Produksi mencapai diantara 2 sampai 9 unit kurva TC berada di bawah kurva TR,perusahaan memperoleh keuntungan. Menentukan Keuntungan Maksimum dengan Kurva Biaya dan penjualan Total. Garis tegak di antara TC dan TR,garis tegak yang terpanjang produksi adalah 7 unit,menggambarkan keuntungan yang paling maksimum.Produksi mencapai 10 unit atau lebih kurva TC telah beada di atas kurva TR kembali, perusahaan mengalami kerugian kembali. Perpotongan di antara kurva TC dan kurva TR dinamakan titik impas (break-even point) yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah sama dengan hasil penjualan total yang diterimanya. Perpotongan tersebut berlaku di dua titik,yaitu titik A dan titik B.
2.      Pendekatan Marginal
Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC). Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit perubahan output. Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau penjualan. Hasil Penjualan Marjinal yaittu mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari perkataan Marjinal Revenue), yaitu tambahan hasil penjualan yang  diperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barang yang diproduksikannya. 






Mencari Keuntungan Maksimum Dengan Pendekatan Marginal

Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian perusahaan (atau keadaan keseimbangan perusahaan), yaitu :
  - Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal)
  - Mendapat untung normal
  - Mengalami kerugaian tetapi masih dapat membayar biaya berubah
  - Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan.
 
 

3. Pendekatan Rata-rata
Hasil Penjualan Rata-rata, untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^.  Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MR adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 6000.
Dalam mencari keuntungan maksimum dengan pendekatan rata-rata,yaitu menggabungkan antara pasar persaingan sempurna dengan persaingan pasar tidak sempurna: 

Sumber:




 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar