Selasa, 05 Januari 2016

Analisis Pendapatan Nasional, Model Analisis, Angka Pengganda, Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi


1.  Analisis Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi . Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara . Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal , yaitu
a. Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
b. Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
c. Keuntungan perusahaan
d. Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
e. Pendapatan sewa

2.    Model Analisis dengan Variabel Investasi Tabungan
Model Analisis dengan variabel investasi tabungan adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal. Dengan tujuan mencari keuntungan melalui pengoprasian mesin dan pabrik.
Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
-     Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya;
-       Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah;
-    Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar;
-         Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.


3.    Angka Pengganda
Multiplier atau angka pengganda adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka pengganda tersebut mempunyai angka yang tinggi, maka perubahan yang terjadi pada variabel tersebut akan mempengaruhi terhadap tingkat pendapatan nasional. Perubahan pendapatan nasional itu ditunjukan oleh suatu angka pelipat yang disebut dengan koefisien multiplier.
Syarat-syarat agar kenaikan pendapatan nasional berlipat ganda jika dibandingkan dengan bertambahnya investasi adalah sebagai berikut :
1. Jika penerima pendapatan itu segera membelanjakan kembali uang yang diterima.
2. Jika uang yang diterima itu dibelanjakan untuk produksi dalam negeri. Jika dibelanjakan untuk produk luar negeri, maka proses penambahan pendapatan akan terjadi di luar negeri. Proses pemindahan keluar negeri ini disebut kebocoran (Leakage).
3. Proporsi tambahan pendapatan yang dibelanjakan kembali tetap.

Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen sebagai berikut :
• Investasi (I).
• Comsumsi (C).
• Pengeluaran Pemerintah (G).
• Expor & Impor (X/M). 



4.    Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Pengangguran
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Ada tiga jenis inflasi yaitu:

1) inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)
2) inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
3) inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).

Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi  rendah. Dan tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi tinggi.
Dengan asumsi tidak adanya ekspor dan impor dan tidak ada pemerintah maka komponen permintaan agregat (aggregate demand) atau output sama dengan konsumsi  (C) ditambah dengan investasi (I) Y = C + I. Persamaan ini berarti bahwa output yang diproduksi oleh ekonomi sama dengan aggregate demand dimana aggregate demand ini terdiri dari konsumsi dan investasi.
Output ini juga sama dengan income yang diterima oleh seorang pelaku ekonomi (misalnya pengusaha) dan digunakan sebagian untuk konsumsi dan sisanya akan digunakan untuk belanja barang modal guna melanjutkan proses produksi berikutnya, belanja ini dikategorikan sebagai investasi untuk memproduksi barang dan jasa selanjutnya.
Dengan demikian income (output) dari sisi produsen digunakan untuk konsumsi (C) dan sisanya diinvestasikan (I). Dari sisi alokasi income atau konsumen maka income yang didapat akan digunakan sebagian besar untuk konsumsi dan sisanya akan ditabungkan (S), hal ini karena konsumen tidak mempunyai usaha sendiri seperti halnya dengan produsen sehingga:
(1) Persamaan diatas menjadi Y = C + S
(2) Jika kedua persamaan diatas digabungkan maka didapat C + I = Y = C +S
(3) Persamaan sebelah kiri adalah komponen aggregate demand (output) dan sebelah kanan adalah aloksi atau penggunaan income. Income yang diterima digunakan untuk konsumsi dan sisanya ditabung. Persamaan diatas akhirnya menjadi:I = S
(4) Saving sama dengan investasi, artinya sumber dana untuk investasi berasal dari tabungan.
·         Dari sisi aggregate, konsumen atau private sektor tidak melakukan investasi sendiri terhadap uang yang berlebih tetapi pada umumnya akan menyimpan uangnya di Bank sebagai tabungan (S) dan bank akan menyalurkan dana tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan berupa kredit usaha atau investasi (I).
·         Dari sisi individual saving yang dilakukan oleh konsumen tidak berarti akan langung dialoksikan kepada kegiatan produktif (productive investment), karena keterbatasan yang dimiliki oleh konsumen sehingga mereka memerlukan jasa perbankan untuk melakukan kegiatan tersebut.  Dengan kata lain, tabungan akan digunakan untuk melakukan investasi. Dengan rumus :Y = C + SY = C + I sehingga I = SFaktor ±
Faktor yang mempengaruhi besar investasi anatara lain:
1.      Tingkat bunga.
Kenaikan tingkat bunga akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi, dansebaliknya.
2.      Jumlah permintaan.
Semakin besar jumlah permintaan konsumen terhadap barang dan jasa, keinginan untuk melakukan investasi juga semakin besar.
3.      Perkembangan teknologi.
Kemajuan teknologi akan meningkatkan keinginan untuk berinvestasi, karena teknologi yang maju akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan jumlah keuntungan.
Depresi merupakan kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu,tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar